Minggu, 28 Desember 2008

SAAT ENGKAU PERGI

Sayang, mungkin sekarang waktunya telah tiba, waktu yang telah dengan
sabar menunggui saat kapan kita tergelincir jatuh. Bila sekarang
kupikir saat yang tepat, itu bukannya tanpa alasan.

Ya kita bergerak tanpa tujuan. Aku menangkap tanda itu ketika angin
berhembus tanpa senyum atau ketika kau melintas didepanku tanpa
meninggalkan sapa. Pergilah. Walau ada perih dan sakit saling berebut
mengisi kenangan yang hanya secawan itu.

Aku selalu memimpikanmu mengenakan jubah warna-warni, bergerak menuju
awan sambil mengucap selamat tinggal. Aku merasa terjerembab dalam
lubang pekat yang membingungkan.

Bagaimanapun kita mencoba bertahan, yang kita punya tak lebih dari
istana pasir yang rapuh. Aku akan selalu mengenangmu dalam-dalam.
Menempatkanmu seindah yang aku bisa sejauh kau memaafkanku dan
pertanyaan-pertanyaanku kau jawab dengan tuntas. Larutlah sayang,
bersama angin tanpa senyum itu.

Agar kita tak merasa kehilangan, kumohon janganlah menoleh. Tetaplah
pada yang kau yakini karena begitu juga aku.

0 komentar:

Posting Komentar